Minggu, 10 Februari 2013

Bulu Tangkis

SEJARAH BULUTANGKIS

Masyarakat Indonesia tentu sudah akrab dengan olahraga bulu tangkis, meski bulu tangkis bukan olah raga asli bangsa Indonesia.
Olah raga permainan ini berasal dari India. Dulu di sana disebut
poona. Tidak ada penjelasan bagaimana dulu poona yang menjadi cikal bakal bulu tangkis dimainkan. Yang jelas, poona terus-menerus mengalami perkembangan, terutama setelah dibawa ke Inggris dan berkembang di Eropa.
Oh ya, jauuuh sebelum
poona dimainkan di India, masyarakat China kuno pun sudah mengenal olahraga jenis bulu tangkis ini. Di abad ke-5 SM, masyarakat China memainkan ti jian zi, Ti jian zi juga dimainkan seperti bulu tangkis meski ada perbedaannya sedikit. Ti jian zi dimainkan juga dengan kumpulan atau buntalan bulu burung atau semacam bola kok pada permainan bulu tangkis.
Tetapi ti jian zi tidak menggunakan alat seperti raket. Buntalan bulu burung itu ditendang seperti permainan sepak bola. Permainan serupa ti jian zi tersebut dalam perkembangannya dimainkan juga di Jepang, India dan Yunani.
Nah di India inilah olah raga menangkis bulu angsa ini terus berkembang menjadi poona. Di seputar tahun 1600-an Masehi permainan sejenis bulu tangkis terus mengalami perkembangan dan menjadi salah satu permainan anak-anak.
Di India sendiri, sampai menjelang abad ke-19,
poona berkembang. Para tentara Inggris yang menduduki India saat itu juga ikut-ikutan memperhatikan permainan tangkis-menangkis bulu burung ini. Mereka mempelajarinya dengan tekun dan bersemangat. Kemudian, ketika para tentara kembali ke tanah airnya di Inggris, bulu tangkis pun ikut terbawa. Di Inggris, bulu tangkis juga mudah digemari..
Karena itu ada yang bilang bahwa asal olahraga bulu tangkis dari Inggris. Padahal kalau dirunut dari sejarahnya, olahraga ini tidak asli Inggris. Tetapi memang, Inggris-lah yang mengembangkan permainan ini menjadi bulu tangkis seperti yang sekarang kita kenal.

JUGA SEBAGAI MEDIA SOSIALISASI DENGAN MASYARAKAT

Banyak cara yang bisa kita lakukan sebagai upaya sosialisasi kepada masyarakat kita dengan media bulutangkis seperti contohnya kita bisa melakukan latihan bersama di tempat tempat latihan seperti di gor (indoor),atau di lapangan bulutungkis terbuka (outdoor) dan juga melalui pertandingan-pertandingan bulutangkis antar warga setempat guna menciptakan rasa sosialisasi masyarakat bertambah erat dan terjalin dengan rukun.
Hal ini merupakan bukti bahwa dengan sosialisasi melalui media bulutangkis dapat dilakukan dengan baik dan tepat kepada masyarakat Indonesia.
Bp Gustri Joni & Panitia

Ketua RW.016/III GP






































Anggota DPRD Kab Bekasi Turut Hadir


SUKSES BRAVO !!!  BUAT PENYELANGGARA ACARA TURNAMEN